Rabu, 21 November 2012

Mengenal Franchise "Hoka Hoka Bento"



Sebuah bisnis tentunya memiliki alur. Di tulisan ini akan dijelaskan alur bisnis sebuah franchise, dimana franchise disini yang diambil sebagai contoh franchise adalah Hoka-Hoka Bento, dan juga akan melakukan analisis terhadap website franchise tersebut yaitu http://www.hokahokabento.co.id/.

·         Sejarah awal mula franchise Hoka-Hoka Bento

Konsep waralaba (franchise) bukan merupakan konsep yang baru, bahkan merupakan suatu konsep bisnis yang cukup mempunyai sejarah yang panjang jauh ke belakang. Kata franchise diambil dari bahasa Perancis yang artinya kejujuran, bebas, kebebesan, untuk membebaskan.
Pada abad pertengahan, awal kemunculan franchising di Eropa ditandai oleh hubungan antara para tuan tanah dan buruh atau budak-budak mereka. Para tuan tanah memberikan hak kepada buruh atau budak untuk mengolah lahan, berburu, menjual hasilnya, atau melakukan bisnis para tuan tanah di lahan tersebut.
Berawal dari sebuah gerai mungil di wilayah Kebon Kacang Raya, Jakarta, Hendra Arifin mengembangkan bisnis resto Hoka Hoka Bento. Kini, resto cepat saji yang membeli hak nama dari Jepang itu mempunyai 99 gerai dengan omzet sekitar Rp 13,85 miliar per tahun.
Hendra sebagai pemilik PT Eka Bogainti tertarik mengembangkan resto cepat saji ala Jepang karena pada 1985 konsep itu belum ada di Indonesia. Ia pun melakukan studi banding ke Jepang dan kemudian membeli izin untuk menggunakan merek dan technical assistance Hoka Hoka Bento di Indonesia.
“Saat ini,  Eka Bogainti memiliki penuh hak cipta atas merek merek Hoka Hoka Bento. Sementara itu, usaha serupa dengan merek sama yang ada di Jepang sudah tidak ada lagi,” kata Hendra saat peluncuran Hokben Delivery Service 500-505 di Jakarta, Kamis (28/5).
Awalnya, Hoka Hoka Bento berbisnis makanan take away (pesan ambil/ bawa pulang). Konsep take away kemudian diubah menjadi fast food (cepat saji), mengadopsi tren cara makan yang praktis dan higienis ala Jepang. ”Layanan semacam itu menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia yang tengah menikmati pembangunan,” ujarnya.
Saat ini, Hoka Hoka Bento ditangani generasi kedua, anak dari Hendra Arifin yakni Paulus Arifin yang menjadi direktur operasional PT Eka Bogainti.
·         Tentang Hoka-Hoka Bento

Hoka Hoka Bento menyajikan makanan Jepang yang sehat, variatif, higienis, cepat saji dengan harga terjangkau serta suasana yang nyaman.

Visi dan misi dari Hoka-Hoka Bento :
VISI    : Leading Japanese Style Food Provider With Best Quality
MISI   : Creating Sollutions for our customers by providing best quality Japanese Style Foods and Services with Advanced People

Sebagai restoran fastfood dengan ciri khas Jepang yang mengutamakan kualitas, Hoka-Hoka Bento sangat didukung kualitas sumber daya manusia yang juga terdepan. Kini, Hoka-Hoka Bento membuka kesempatan bagi orang-orang yang ingin bergabung, mulai dari tim di store hingga profesional di kantor pusat.
·         Analisis Website
Dari website resminya http://www.hokahokabento.co.id/ Hoka-Hoka Bento memiliki halaman depan seperti berikut :


Penjelasan prinsip-prinsip yang dianalisis dari web ini antara lain :

1) Accessibility

System yang digunakan pada web ini sudah menerapkan prinsip accessibility karena semua orang dapat dengan mudah mengakses web ini.

2) Aesthetically pleasing

Pada web ini prinsip aesthetically pleasing nya sudah bagus, jika dilihat dari informasi-informasi yang disajikan pada web.

3) Availability

Prinsip availability pada web ini sudah sangat bagus dikarenakan setiap objek yang ada bisa digunakan dengan mudah pada setiap saat.

4) Clarity

Interface yang dimiliki web, baik dari segi visual maupun konseptual sudah sangat jelas dan mudah dipahami.

5) Compatibility

    - User Compatibility 

      Web ini sudah menerapkan user compatibility karena dapat dimengerti oleh berbagai user

    - Task and job Compatibility

     Web ini struktur dan alirannya sudah sesuai dan memudahkan user pemula dalam menggunakannya.

    - Product Compatibility

      Web ini sudah menerapkan prinsip product compatibility dikarenakan produk-produk disertai dengan gambar-gambar menu yang menarik beserta keterangan nya seperti nama, harga, dll.

6) Configurability
Web ini mudah dikonfigurasikan dikarenakan web ini sangat mudah digunakan
7) Consistency

Web ini sudah memenuhi prinsip consistency karena secara umum posisi content nya seperti header, footer, logo, dll tidak berubah di tiap halamannya.

8) Control

Web ini menyediakan akses kontrol dari user. User dapat dengan bebas melakukan apa yang diinginkan.

9) Directness

Web ini sudah memenuhi prinsip Directness karena web langsung menampilkan efek dari aksi yang dilakukan oleh user.

10) Efficiency

Web ini sangat efesien karena menu-menu yang begitu rapi, dan berita-berita yang yang terbaru ada di halaman paling depan sehingga user mudah mengaksesnya.

11) Familiarity

Web ini sudah memenuhi prinsip familiarity karena menggunakan desain web yang umum, ada home, profil, search, iklan, dll.

12) Flexibility

Web ini sangat fleksibel digunakan untuk kalangan user dengan pengetahuan maupun kebiasaan yang bervariasi.

13) Forgiveness

Web ini tidak memiliki toleransi untuk error karena contentnya hanya bersifat informatif.

14) Immersion

Web ini sudah memenuhi prinsip immersion karena begitu user mengakses halaman web, user langsung fokus pada berbagai hal tentang alfamart seperti produknya, aturan kerja sama, dll.

15) Obviousness

Web ini mudah dipelajari karena begitu user memasuki halaman web tersebut, user langsung mengetahui apa yang akan dilakukan dan apa yang akan dicari di web tersebut

16) Operability
Web ini dapat digunakan atau dioperasikan oleh semua orang.
17) Perceptibility

Web ini mudah dimengerti oleh kebanyakan orang di Indonesia. Hal ini karena faktor bahasa yang menggunakan bahasa Indonesia sehingga tidak menimbulkan persepsi-persepsi yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

18) Predictability

Web ini sudah bisa dikatakan cukup baik dalam hal predictability. User cenderung mudah untuk membayangkan atau memprediksi apa yang akan muncul jika mengklik atau memilih suatu pilihan pada web tersebut.

19) Recovery

web ini tidak memenuhi prinsip recovery karena tidak terlihat fitur yang dapat menampilkan kemampuan recovery tersebut.

20) Responsiveness

Web ini dapat dikatakan cukup responsive karena dapat langsung menampilkan infromasi yang diminta oleh user.

21) Safety

Web ini sudah cukup melindungi user dari membuat kesalahan karena cukup sederhana dan mudah digunakan.

22) Simplicity

web ini sudah memenuhi kriteria simplicity karena tampilan web simple dan tidak terlalu sesak.

23) Transparency

Web ini sudah memenuhi prinsip transparency karena user tidak mengetahui bagaimana sistem didalam web ini bekerja.

24) Visibility

Web ini bersifat visible karena user mengetahui proses-proses yang sedang bekerja pada halaman web.

25) Trade-off 

Web ini memenuhi prinsip trade off karena tidak semua prinsip dimiliki oleh web tersebut.



Dari hasil analisis dapat diketahui prinsip-prinsip yang diterapkan antara lain:

• Accessibility
• Aesthetically pleasing
• Availability
• Clarity
• Compatibility
• Configurability
• Consistency
• Control
• Directness
• Efficiency
• Familiarity
• Flexibility
• Immersion
• Obviousness
• Operability
• Perceptibility
• Predictability
• Responsiveness
• Safety
• Simplicity
• Transparency
• Visibility
• Trade-off 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar